Halaman

Jumat, 16 Januari 2015


Kabar Dari Banjur Simpang Dua, 23 Oktober 2014
(...berikut ini adalah narasi dari ruai TV.......)

LuarBiasa...! Air Terjun Bukit JuringLangsungBisaDiminum
 Lead in:
Kecamatan simpang dua/ kabupaten ketapang/ memiliki potensi alam/ yang jika dikelola dengan baik/ bisa menjadi salah satu wisata alam//
Salah satunya lokasi air terjun bukit juring/ yang airnya bisa langsung diminum//
Anda penasaran/ berikut liputannya//

Jernih...! itulahkasatmatadari air terjunTemiang yang terletak di Kaki Bukit Juring/DusunBanjur/DesaMekar Raya/KecamatanSimpangDua/KabupatenKetapang/Kalbar// “Air tersebutdinginnyaseperties/belumadapencemaran di bagianhulunya/karenatidakadaperkebunanmonokultur/jadilangsungbisadiminum//

Untuk membuktikannya/ ketua komunitas pencinta alam simpang hulu/ kompash isodorus Helwin/mengajakpesertabersama-samaminum air terjuntersebutsecarabersama-sama// Selainitu/kelompokpencintaalamitujugabersama-samamelepaskan Kura-Kura Bergerigi/ataudalambahasalatin Cyclemysdentate//

Isodorus HelwinbersamakomunitasnyamengunjungibukitJuring/denganjaraktempuhdariDusunBanjur 7,35 km/danketinggian air terjun 272 kilometer di ataspermukaanlaut//Kegiatantersebutsengajamelibatkansiswasekolahdenganmaksudsemakinmencintaidanmenjagaalam/ agar tetaplestari/karena Kalimantan adalahsalahsatuparu-parudunia// Selainitu/Potensi air bersih yang belumtergarapmaksimaluntukmeningkatkanperekonomianmasyarakat/ di KabupatenKetapang//

Dari kabupaten ketapang/ isodorus helwin/ mewartakan//

Luar Biasa…! Air Terjun Bukit Juring Langsung Bisa Diminum
23 Oktober 2014
di air terjun tingkat ke-4 nya euiii...........


KETAPANG – Jernih…! itulah kasat mata dari air terjun Temiang yang terletak di Kaki Bukit Jurikng Dusun Banjur Desa Mekar Raya Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang Kalbar, “Air tersebut dinginnya seperti es, belum ada pencemaran di bagian hulunya, karena tidak ada perkebunan monokultur, jadi langsung bisa diminum,” ungkap Isodorus Helwin, Ketua Komunitas Pencinta Alam Simpang Hulu (KomPASH) ketika membawa siswa SMAN 1 Simpang Dua, belum lama ini.
Untuk membuktikannya, Helwin mengajak peserta bersama-sama minum air terjun tersebut secara bersama-sama. Selain itu, kelompok pencinta alam itu juga bersama-sama melepaskan Kura-Kura Bergerigi atau dalam bahasa latin Cyclemys dentate.
Helwin bersama komunitasnya mengunjungi bukit Juring, dengan jarak tempuh dari Dusun Banjur 7,35 km, dan ketinggian air terjun adalah 272 m di atas permukaan laut (DPL). Kegiatan tersebut kata salah satu Guru SMAN 1 Simpang Hulu itu, sengaja melibatkan siswa sekolah dengan maksud semakin mencintai dan menjaga alam agar tetap lestari, karena Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia. Selain itu menurut Helwin, potensi air bersih adalah peluang ekonomi di Kalimantan Barat yang Belum tergarap secara maksimal.
Mikael Yundalisa, Tokoh Pemuda Simpang Dua yang juga Guru SMAN Simpang Dua mengatakan, Kawasan Air terjun Temiang yang terletak di kaki gunung Juring yang merupakan kawasan hutan lindung, dusun banjur desa mekar raya kecamatan simpang dua, kabupaten ketapang dan juga merupakan Hutan Adat.
pasukan pemberani KomPASH,hayooo,,,siapa aja yg nonghol di situ.....
 
Pesertanya anak-anak SMP & SMA Simpang Dua juga lho.......!!!!!!
Foto: Komunitas Pencinta Alam Simpang Hulu (KomPASH) sedang melakukan Panjat Tebing di Air Terjun Tamiang di Gunung Juring, Desa Banjur, Simpang Dua Kabupaten Ketapang.

Kabar dari Merawa,,17 Agustus 2014
foto 1



Foto 2




Pohon Ubah setinggi 50 meter kokoh di puncak Gunung Merawa itu dipanjat sekelompok anak muda yang menamakan dirinya Komunitas Pencinta Alam Simpang Hulu (KOMPASH) dengan Jatak (Tangga) tradisional masyarakat Dayak, biasa dipakai untuk mengambil madu, demi berkibarnya Bendera Merah Putih pada HUT RI ke-69 tanggal 17 Agustus 2014.
Semangat kelompok pencinta alam yang dipimpin Isodorus Helwin, Guru SMAN 1 Simpang Hulu di pukul 15.00 WIB dihari kemerdekaan itu seakan membuktikan bahwa satu titik wilayah Gunung Merawa sudah milik Indonesia dengan berkibarnya bendera Merah Putih, karena selama ini di puncak Gunung tertinggi di Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang itu, belum banyak yang tahu kalau lebih dulu berdiri sebuah tugu setinggi 1,2 meter oleh Penjajahan Jepang, “ Tugu ini (pejajah) boleh berada di puncak tertinggi, tapi Sang Merah Putih lebih pantas dan layak berada jauh lebih tinggi lagi,” tegas Helwin.
Merawa adalah Gunung dengan ketinggian 724 di atas permukaan laut (DPL), terletak di Desa Merawa Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Kecamatan Simpang Hulu merupakan Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sanggau, jarak tempuh dari Pontianak empat jam menggunakan kendaraan roda empat. Di puncak gunung yang sudah ditetapkan sebagai hutan lindung dan juga hutan adat masyarakat Dayak tersebut tersimpan banyak kekayaan alam fauna, seperti Burung Enggang, Ruai, Orang Utan, beberapa jenis Monyet.
Berbagai jenis Flora seperti Anggrek Hutan, Kayu Ulin, Bengkirai, Kayu Kompas masih berdiri kokoh di gunung yang berjarak 15 kilometer dari Balai Berkuak Ibukota Kecamatan Simpang Hulu tersebut. Gunung Merawa sering disebut apotik hidup, karena sumber ramuan tradisional untuk pengobatan berbagai penyakit hampir semua ada di sana, bahkan Ipoh, tumbuhan beracun yang getahnya dipakai mengoles Damak (peluru) Sumpit senjata tradisional Dayak pun ada di sana.
Gunung tersebut tampak anggun dilihat dari Balai Berkuak, bila akan turun hujan terlihat awan menghiasi puncaknya. Jarak Balai Berkuak-Gunung Merawa Jika menggunakan kendaraan roda dua, sekitar 60 menit, kemudian jalan kaki 3,2 kilometer menuju puncak melalui jalur pendakian jalan tikus. Menuju puncak, bisa melalui Kampung Nek Rompe, Dusun Kangking dan Sungai Bansi, ketiga kampung tersebutterletak di wilayah Desa Merawa dan mengelilingi gunung yang juga menjadi hutan penyangga daerah aliran sungai Kualan yang melintasi Balai Berkuak. Desa Merawa adalah Desa yang masih terisolasi, hanya kendaraan roda empat double garden yang bisa masuk. Bila musim penghujan, kendaraan roda dua pun harus berfikir dua kali.
Tugu Misteri
Foto 3
Tidak ada yang tahu pasti untuk apa tugu segi empat dari semen bertuliskan S 202 itu didirikan, beberapa orang tua di Kampung sekitar Gunung Merawa mengatakan kalau tugu tersebut dibangun sebelum tahun 1945, ketika Jepang menduduki Kalimantan Barat. Otan (45) warga Nek Rompe Desa Merawa yang berjarak 3,2 KM dari Puncak Merawa, mengatakan, Tugu tersebut  untuk mengganti Keramat masyarakat Dayak yang diruntuhkan penjajah. Helwin berpendapat kalau tugu tersebut dibangun masa penjajahan Jepang atau Belanda, bisa dijadikan mereka simbol legitimasi sudah menduduki wilayah tersebut. Bagaimana dengan S 202 yang terpahat di Tugu?, kebanyakan masyarakat di Desa Merawa berpendapat tulisan tersebut adalah sebuah titik koordinat. Sempat beredar Isu bahwa di tugu tersebut dipasang bahan peledak dengan detonator. Sampai sekarang, belum ada literatur yang menjelaskan untuk apa tugu itu dibangun dan persisnya kapan, karena saksi mata yang ikut membantu mengangkut bahan untuk membangun tugu sudah tidak ada. Helwin mengatakan, sebuah kepuasan batin dengan mengambil moment dirgahayu RI ke-69. Menurut Alumni STKIP PGRI Pontianak itu, kegiatan yang mereka lakukan sebagai wujud cinta kepada NKRI, disamping itu bentuk dedikasi anggota komunitas terhadap bangsa, serta alam dan juga memperkuat posisi Merawa sebagai hutan lindung, hutan rakyat, hutan adat dan cagar alam, “Puluhan tahun berdiri kokoh Tugu oleh penjajah, sekarang kita juga bisa mengibarkan Bendera Merah Putih lebih tinggi dari Tugu itu, dan Gunung Merawa adalah milik Indonesia yang harus dilindungi kelestariannya,” tegas Helwin.(HC)
FOTO 1 & 2: Pohon Ubah: Anggota KOMPASH menaiki Pohon Ubah di Puncak Gunung Merawa agar dapat mengibarkan Bendera Merah Putih pada HUT RI ke-69.
FOTO 3: Serahkan Bendera:
Camat Simpang Hulu Drs. Yulianus didampingi Kapolsek Simpang Hulu Iptu S. Nyandang Regama menyerahkan Bendera Merah Putih kepada Koordinator KOMPASH Isodorus Helwin. Bendera tersebut akan dikibarkan di Puncak Gunung Merawa bertepatan HUT RI ke 69 (17/8/2014).
Foto-foto: Isodorus Helwin