Halaman

Minggu, 18 September 2011

KETIKA BENDERA SMA N 1 BALAI BERKUAK BERKIBAR di PUNCAK JURING

John si pemandu jalan, berpose dibawah pohon bengkirai
saling menolong sesama pendaki
Para pendaki di puncak Juring
puncak juring dilihat dari Banjur
Mendaki gunung, hal biasa yang dilakukan oleh para pecinta alam, demikian juga dengan aktivitas yang dilakukan oleh para siswa SMA N1 Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang ini.


Pemimpin team expedition
Tetapi pendakian kali ini dapat terbilang luar biasa, karena dilakukan dengan cara pendakian tradisional tanpa dibantu sarana pendakian yang memadai, mengingat gunung juring yang terletak di dusun Banjur, desa Mekaraya, Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang ini begitu curam dan terjal sehingga para pendaki harus memanjat tebing dengan berpegangan pada akar serta tumbuhan yang ada pada tebing curam.


Tentu saja banyak cerita unik selama perjalanan, diantaranya para siswa dapat melampiaskan emosi dalam keadaan fisik mulai kelelahan, sementara tempat tujuan masih sangat jauh, melintasi anak sungai dan jeram, melewati air terjun, menerobos belantara rimba yang masih memiliki pohon - pohon besar, mendengar kan suara hewan - hewan rimba seperti kalempiau.


Alhasil, selama 5 jam perjalanan puncak juring yang merupakan gunung tertinggi di dusun Banjur berhasil ditaklukkan.
Dari atas puncak tertinngi itu, kita bisa melihat seluas mata memandang hamparan hutan yang menghijau serta perkampungan penduduk, dan menarik nya lagi di puncak tersebut kita dapat menemukan jenis tumbuhan kayu yang oleh penduduk setempat dinamakan 'kayu kaseh', yaitu kayu khas puncak juring dengan memiliki daun hampir mirip cemara.

Minggu, 11 September 2011

Rangkang Tebelian: Harta Karun yang Terpendam di Dasar Sungai

mirip burung kan???
Hati - hati menyelam, karena banyak bahaya menanti seperti buaya, ikan buntal, labi-labi, tapah besar, dan banyak lagi. Peringatan yang perlu kita indahkan sebagai seorang penyelam, karena memang bahaya senantiasa menanti.


Tapi jangan takut untuk menyelam, apalagi di musim kemarau ini. Selain mencari ikan, udang, labi-labi, ada yang tak kalah serunya dari menyelam. Apa itu?


Mengoleksi serpihan rangkang tebelian yang konon sudah puluhan hingga ratusan tahun terendam di dasar sungai. Bentuk, warna, dan ukurannya bervariasi. Ada yang menyerupai puri, pegunungan, jangkar, totem, dan lain sebagainya. Indah, unik, serta memiliki karya seni dengan nilai estetika sangat tinggi karena terbentuk secara alami.


Rangkang tebelian, merupakan sebutan dalam bahasa Dayak Simpakng. Artinya kurang lebih: fosil kayu ulin yang sudah terendam lama di dasar sungai.


Pengalaman saya mengumpulkan rangkang tebelian pernah membuat saya tidak percaya. Karena setelah dibersihkan tapi dibiarkan tetap alami, artinya tanpa ada polesan ataupun modifikasi.


Eeeeh...dua orang bule nyasar asal Polandia dan Belgia tertarik dan menawar harga untuk rangkang yang berukuran 17 cm x 15 cm itu, dengan harga 637 US$ (dollar Amerika). Kalau dirupiahkan berkisar Rp 6 juta-an.


Ah ngeramput gumam saya. Tapi si bule mendesak terus dan terus, saya pun menahan karena sangat sayang. Akhirnya si bule pulang dengan kecewa, namun berpesan kalau dapat lagi, langsung kasi saya ya, katanya dengan penuh harap.


Sekarang ini telah banyak rangkang tebelian yang terkumpul di galeri pribadi saya. Nama untuk masing-masing rangkang saya sesuaikan dengan bentuk, warna, dan dari kedalaman berapa mendapatkannya. Untuk dapat melihat jenis rangkang tebelian yang telah terkoleksi, silakan datang di galeri saya, di Balai Berkuak, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, "Galeri Kualan Balai Pinang".


ISODORUS HELWIN

Tim Sepak Bola SMAN 1 Balai Berkuak Mulai Berkibar

Foto: illustrasi.
Pegelaran 'keramaian' 17 Agustus yang selalu menjadi agenda rutin untuk kompetisi sepak bola di Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kalimantan Barat. Pada HUT RI ke -66, pada 17 Agustus 2011, telah cukup melambungkan nama SMAN 1 Balai Berkuak.


Padahal selama ini, klub sepak bola ini dikenal sebagai 'anak bawang' bila mengikuti tournament. Namun kali ini dibuktikan dengan berhasilnya team sepak bola SMA kami menembus 16 besar keseluruhan.


Atau 8 besar dalam group, dengan berhasil menumbangkan 3 klub yakni: Edot, Nek Ayoh yang selalu juara di kompetisi asal klub tersebut, serta menumbangkan team tangguh Mitra Balai Semandang.


Keberuntungan ternyata belum berpihak pada SMA kami karena harus terhenti oleh tim tangguh lainnya, Bukang, dalam drama adu penalty yang berkesudahan 3-1.


Untuk melanjutkan misi juara, sang pelatih SMA, Isodorus Helwin, S. Pd,  yang juga eks pemain bola tangguh untuk tim mahasisa pelajar Simpang Hulu, telah menargetkan minimal semifinal di kejuaraan TNI Cup yang akan diundi 25 September mendatang. Agendanya latihan intensif bagi anak asuh serta merombak strategi team.  Forza SMAN1 Balai berkuak!

ISODORUS HELWIN