Halaman

Senin, 14 November 2011

mulai lagi pemborong mau butakkan kite

ini lah kondisi salah satu ruas jalan yang dimaksud

Balai Berkuak 14 Nopember 2011
Dengar pendapat perwakilan masyarakat Dusun Petebang dengan pihak pemborong pembangunan jalan, bahwa masyarakat tidak puas dengan cara kerja yang dilaksanakan pemborong dalam hal ini CV. Putra Kayong Sakti sebagai pemenang tender proyek pengerjaan ruas jalan Balai Berkuak – Meraban yang berjarak sekitar 19 km.
Sesuai isi plank proyek dengan nomor kontrak: 602/ /PPK-APBD/DPU-BM/2011, dijelaskan juga bahwa pengerjaan dimulai tanggal 12 September 2011 sampai dengan 30 Desember 2011 (terhitung 110 hari kalender) dengan dana sebesar Rp.554.871.000 (limaratus limapuluh empat juta delapan ratus tujuhpuluh satu ribu rupiah).
Sementara menurut pelaksana lapangan Alan Sugiarto yang mewakili pihak CV bahwa jarak yang dikerjakan sepanjang 620 meter dengan sistim beton tombok.
Jelas kami minta pihak PU untuk klarifikasi hal ini, karena ruas jalan ini menghubungkan 3 desa yang ada di perhiliran sungai kualan, ungkap Popot warga Petebang, karena sepengetahuan saya bahwa dana yang dianggarka dari APBD sebesar Rp.750.000.000, ditambah adendum dari Bupati Ketapang sebesar Rp.500.000.000, jadi totalnya sebesar 1.250.000.000, jadi kemana dana itu? Lanjutnya.

Selasa, 01 November 2011

Jalan SMA N1 Balai Berkuak makin PARAH

jalan udh mirip bubur (2-11-2011)

foto ruas jalan ke SMA N1 Balai Berkuak (2-11-2011)      elwin dok

Ruas jalan menuju SMA N1 Balai Berkuak merupakan jalur jalan lingkar kecamatan yang menghubungkan desa Kualan Hilir dengan Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang, kini semakin parah saja keadaannya.
Terhitung berjalan kurang lebih 2 ( dua ) bulan, sudah keluar tender dan surat perjanjian kerja (SPK), sekitar Agustus/September 2011, namun belum ada sentuhan sedikitpun dari pemborong pemenang tender.
Lebih menyakitkan bagi kami guru dan siswa SMA N1 Balai Berkuak, ketika terdengar berita bahwa pemborong jalan telah melapor ke PU bahwa jalan sudah digreder (gusur), tapi keadaannya?
Lihat saja foto nya yang diambil tanggal 2 November 2011 ini. Semoga saja hal ini tidak menambah raport buruk tentang bobroknya layanan publik pada birokrasi Pemerintah Kabupaten Ketapang.... M E N Y E B A L K A N..!!!!!!.

Minggu, 18 September 2011

KETIKA BENDERA SMA N 1 BALAI BERKUAK BERKIBAR di PUNCAK JURING

John si pemandu jalan, berpose dibawah pohon bengkirai
saling menolong sesama pendaki
Para pendaki di puncak Juring
puncak juring dilihat dari Banjur
Mendaki gunung, hal biasa yang dilakukan oleh para pecinta alam, demikian juga dengan aktivitas yang dilakukan oleh para siswa SMA N1 Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang ini.


Pemimpin team expedition
Tetapi pendakian kali ini dapat terbilang luar biasa, karena dilakukan dengan cara pendakian tradisional tanpa dibantu sarana pendakian yang memadai, mengingat gunung juring yang terletak di dusun Banjur, desa Mekaraya, Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang ini begitu curam dan terjal sehingga para pendaki harus memanjat tebing dengan berpegangan pada akar serta tumbuhan yang ada pada tebing curam.


Tentu saja banyak cerita unik selama perjalanan, diantaranya para siswa dapat melampiaskan emosi dalam keadaan fisik mulai kelelahan, sementara tempat tujuan masih sangat jauh, melintasi anak sungai dan jeram, melewati air terjun, menerobos belantara rimba yang masih memiliki pohon - pohon besar, mendengar kan suara hewan - hewan rimba seperti kalempiau.


Alhasil, selama 5 jam perjalanan puncak juring yang merupakan gunung tertinggi di dusun Banjur berhasil ditaklukkan.
Dari atas puncak tertinngi itu, kita bisa melihat seluas mata memandang hamparan hutan yang menghijau serta perkampungan penduduk, dan menarik nya lagi di puncak tersebut kita dapat menemukan jenis tumbuhan kayu yang oleh penduduk setempat dinamakan 'kayu kaseh', yaitu kayu khas puncak juring dengan memiliki daun hampir mirip cemara.

Minggu, 11 September 2011

Rangkang Tebelian: Harta Karun yang Terpendam di Dasar Sungai

mirip burung kan???
Hati - hati menyelam, karena banyak bahaya menanti seperti buaya, ikan buntal, labi-labi, tapah besar, dan banyak lagi. Peringatan yang perlu kita indahkan sebagai seorang penyelam, karena memang bahaya senantiasa menanti.


Tapi jangan takut untuk menyelam, apalagi di musim kemarau ini. Selain mencari ikan, udang, labi-labi, ada yang tak kalah serunya dari menyelam. Apa itu?


Mengoleksi serpihan rangkang tebelian yang konon sudah puluhan hingga ratusan tahun terendam di dasar sungai. Bentuk, warna, dan ukurannya bervariasi. Ada yang menyerupai puri, pegunungan, jangkar, totem, dan lain sebagainya. Indah, unik, serta memiliki karya seni dengan nilai estetika sangat tinggi karena terbentuk secara alami.


Rangkang tebelian, merupakan sebutan dalam bahasa Dayak Simpakng. Artinya kurang lebih: fosil kayu ulin yang sudah terendam lama di dasar sungai.


Pengalaman saya mengumpulkan rangkang tebelian pernah membuat saya tidak percaya. Karena setelah dibersihkan tapi dibiarkan tetap alami, artinya tanpa ada polesan ataupun modifikasi.


Eeeeh...dua orang bule nyasar asal Polandia dan Belgia tertarik dan menawar harga untuk rangkang yang berukuran 17 cm x 15 cm itu, dengan harga 637 US$ (dollar Amerika). Kalau dirupiahkan berkisar Rp 6 juta-an.


Ah ngeramput gumam saya. Tapi si bule mendesak terus dan terus, saya pun menahan karena sangat sayang. Akhirnya si bule pulang dengan kecewa, namun berpesan kalau dapat lagi, langsung kasi saya ya, katanya dengan penuh harap.


Sekarang ini telah banyak rangkang tebelian yang terkumpul di galeri pribadi saya. Nama untuk masing-masing rangkang saya sesuaikan dengan bentuk, warna, dan dari kedalaman berapa mendapatkannya. Untuk dapat melihat jenis rangkang tebelian yang telah terkoleksi, silakan datang di galeri saya, di Balai Berkuak, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, "Galeri Kualan Balai Pinang".


ISODORUS HELWIN

Tim Sepak Bola SMAN 1 Balai Berkuak Mulai Berkibar

Foto: illustrasi.
Pegelaran 'keramaian' 17 Agustus yang selalu menjadi agenda rutin untuk kompetisi sepak bola di Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kalimantan Barat. Pada HUT RI ke -66, pada 17 Agustus 2011, telah cukup melambungkan nama SMAN 1 Balai Berkuak.


Padahal selama ini, klub sepak bola ini dikenal sebagai 'anak bawang' bila mengikuti tournament. Namun kali ini dibuktikan dengan berhasilnya team sepak bola SMA kami menembus 16 besar keseluruhan.


Atau 8 besar dalam group, dengan berhasil menumbangkan 3 klub yakni: Edot, Nek Ayoh yang selalu juara di kompetisi asal klub tersebut, serta menumbangkan team tangguh Mitra Balai Semandang.


Keberuntungan ternyata belum berpihak pada SMA kami karena harus terhenti oleh tim tangguh lainnya, Bukang, dalam drama adu penalty yang berkesudahan 3-1.


Untuk melanjutkan misi juara, sang pelatih SMA, Isodorus Helwin, S. Pd,  yang juga eks pemain bola tangguh untuk tim mahasisa pelajar Simpang Hulu, telah menargetkan minimal semifinal di kejuaraan TNI Cup yang akan diundi 25 September mendatang. Agendanya latihan intensif bagi anak asuh serta merombak strategi team.  Forza SMAN1 Balai berkuak!

ISODORUS HELWIN

Selasa, 23 Agustus 2011

Tolong Masukan untuk Rancangan Eksul



Kegiatan ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya sebagai marwah pembinaan bakat dan minat siswa/i SMA N1 Balai berkuak (Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat), berorientasi untuk pembentukan mental, sikap dan watak pelajar untuk mendukung pendidikan budi pekerti serta menanamkan jiwa sportifitas dalam segala aspek kehidupan.

Melalui kegiatan ini pula, kemampuan mental serta sosial siswa digodok menjadi satu kesatuan mental pelajar untuk mencapai “syarat mental agen pembaharuan ke arah yang lebih konstruktif” seperti yang diharapkan pada pelajar masa kini.

Pemanfaatan paruh waktu di luar jam pelajaran dirasakan cukup efektif mengingat tugas pendidik tidak hanya sebatas mencapai kematangan pengetahuan kognitif saja pada peserta didik, sehingga program ekstrakurikuler juga ditujukan untuk ajang mengasah keterampilan yang selama ini menjadi bakat yang terpendam dalam diri setiap peserta didik.

Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mendukung program ini adalah pramuka, sispala, permainan bola besar: bola kaki dan volley.

Bagi pengunjung blog yang punya ide untuk program ini, silakan post comment nya demi kemajuan anak bangsa yang tercinta ini.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Bisnis yang Cinta Lingkungan

foto ilustrasi: google.co.id

Ada ide bagus sekarang ini mengenai peluang mendulang rupiah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

Saya mengatakannya bisnis yang cinta lingkungan. Mau tahu apakah gerangan? Ini jawabannya.

Menyedot pasir di sungai, ada sisi baiknya, yaitu : 1). Buat bisnis dapat mendulang rupiah, 2). Buat lingkungan dalam arti kata adalah daerah aliran sungai (DAS), kita dapat mempertahankan kedalaman dasar sungai dengan memanfaatkan pasir yang terseret arus.

Kesimpulannya, dengan bekerja secara arif bijaksana tanpa membuang limbah oli dan solar kesungai, telah memenuhi syarat cinta lingkungan air. Dengan menyedot pasir, berarti dasar sungai tetap dalam sehingga mampu menampung air dalam jumlah banyak, sehingga masalah banjir dapat diminimalisir.

Dengan adanya pasir, berarti bilamana orang membutuhkan untuk bangunan, kita sudah punya stok, dengan harga sesuai perkembangan zaman. Naaah, jika berminat, datanglah untuk konsultasi, dengan tarif konsultasi terjangkau.

Aspal yang Buar Biasa

pinjem foto mas Iwan. inilah aspal itu

Balai Berkuak, tepatnya tanggal 30 Juli 2011, yang kurasakan sewaktu bangun pagi jalan depan rumahku sudah menghitam aspal. Padahal sore hari sebelumnya masih tebal sekali debu beterbangan.

Balai Berkuak merupakan ibukota Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Jaraknya dari ibukota Provinsi sekitar 200 kilo meter. Anda pernah ke sana?

Ada sesuatu yang lain terasa tatkala melihat aspal tersebut, adalah kerinduanku melihat jalan ber tanah lagi, yang becek saat hujan, yang berdebu saat panas menyengat.

Dahulu sekali jauh sebelum jalan beraspal, muncul keinginan agar jalan di depan rumah beraspal, dan kini terwujud. Namun kenangan semasa jalan tanah dengan pohon ketapang di sisi jalan muncul kembali.

Huuuh tak apalah, yang penting sekarang tak perlu lagi mengepel lantai 3 kali sehari, dan menutup pintu depan seharian.

Solusi yang terbaik, sekarang lebih baik mencari lokasi mendukuh, dengan tiada jalan aspal, tiada suara riuh rendah kendaraan yang bising siang dan malam buat menyelingi ribetnya kehidupan di kota Balai Berkuak yang mulai akan menjadi kota metropolitan.

Senin, 11 Juli 2011

Mereka Belajar di Bawah Atap Sagu

Foto by Farida.
Beratap rajutan daun sagu, tanpa lantai alias langsung menjejak tanah, berdinding bambu dan papan seadanya, begitulah kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 30 di Kampung Tahak. Kampung ini tidak ditemukan dalam peta.

Letaknya lebih dari 200 kilometer dari ibu kota Kalimantan Barat, Kota Pontianak. Tapi keceriaan dan keriangan para siswa berseragam putih-merah itu tetap mewarnai hari-hari belajar di ruangan darurat itu.

Seorang guru kontrak yang mengajar di sekolah itu, Farida (25), menuturkan, hanya ada satu ruangan kelas untuk lima rombongan belajar. Sampai saat ini "bangunan sekolah" masih satu  lokal itu saja.

"Pada bulan Maret yang lalu, melalui swadaya warga kampung dan orangtua murid, bangunan darurat ini berhasil didirikan," ujar Farida, Senin (11/7/11).

Kampung Tahak di Balai Pinang, merupakan bagian dari Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang. Jarak ibu kota kabupaten lebih dari 300 kilometer melalui jalan darat trans Kalimantan, yang tambal sulam antara aspal dengan jalan tanah.

Sebelumnya, para siswa belajar di bawah "bangunan seadanya", berupa tiang kayu bulat beratapkan dedaunan yang disusun rapat. Tanpa dinding, apalagi lantai. Langsung menjejak tanah.

Melihat minat belajar siswa yang tinggi, warga kampung dan para orangtua murid tak tinggal diam. Mereka bergotong royong menyumbangkan papan tulis, kursi dan meja, dan membangun sendiri "ruang kelas" itu.

Bagaimana kondisi bangunan sekolah itu? Atapnya dari jalinan daun sagu. Dindingnya kombinasi antara papan serta bambu (gedhek) yang meski sudah disusun rapat, tetap menyisakan celah-celah.

Foto by Farida.
"Walaupun ber-AC alami, siswa-siswa saya sangat bersemangat belajar. Bangunan darurat bukan halangan, meski ke depan kami berharap ruang kelas yang lebih memadai," ujar Faria.

Farida menuturkan, SDN ini berdiri sejak 13 Juli 2009, dan waktu itu baru memiliki satu rombongan belajar yang mendaftar untuk kelas satu. Sedangkan kelas dua dan tiga merupakan pindahan dari ibu kota kecamatan, SDN 02 Balai Berkuak.

Pada tahun pelajaran 2010/2011, jumlah murid dari empat rombongan belajar sebanyak 98 orang. Sedangkan tenaga pendidiknya hanya empat orang: seorang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), dua orang guru kontrak, dan seorang honorer yang dibiayai oleh komite sekolah.

SEVERIANUS ENDI

Minggu, 10 Juli 2011

Jangan Benci Bahasa Inggris


Foto bareng siswa/i SMA N 1 bersama Savhann
Surprise..begitulah ketika Savhanna Wilson mengunjungi sekolah kami SMA Negeri 1 Balai Berkuak, yang berada di Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Para siswa pun sangat antusias dengan kedatangan mahasiswi asal Canada ini, yang sedang mengenyam pendidikan tinggi di  Mahidol University, Bangkok.

Walau berbekal english yang ala kadarnya, para siswa memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan sang tamu dadakan ini. Apa kesannya?  Savhanna sempat mengatakan, I am nervous when I start to give speech.
Pada kesempatan itu, Savhanna bercerita tentang bagaimana dia bisa kuliah di Bangkok. 

Sedangkan dia berasal dari Canada, yang semestinya di sana perguruan tingginya mungkin lebih jika dibandingkan dengan di kawasan Asia Tenggara. Dia juga menceritakan mengapa datang ke Balai Berkuak. Tentang hal ini dia menceritakan ketertarikannya untuk melihat kehidupan orang Dayak secara langsung.

Tak apalah, asal kami telah mendapatkan banyak pengalaman dengan berbagi bersama Savhanna, terutama hal pendidikan. Untuk itu jangan pernah benci belajar bahasa Inggris ya, pacu diri kita untuk terus belajar, walau tidak harus dipelajari di bangku sekolah.

FB mania Balai Berkuak

Fcebook, pada tahun 2009-an, di Balai Berkuak sudah bukan asing lagi, terutama bagi mereka yang mempunyai HP dengan fasilitas multimedia dan internet dengan dukungan symbian atau java scrip, sehingga banyak orang balai berkuak sudah memiliki account FB dari berbagai kalangan dan latar belakang pekerjaan yang bervariasi.

Jadi perubahan ini juga telah membuka cakrawala masyarakat Simpang Hulu pada umumnya tentang kebutuhan akan network connection, yang sebelumnya hanya sebatas pada email saja.
Hingga kini pengembangan penggunaan jaringan internet semakin meluas saja, tidak hanya pada FB, Blogger, namun beberapa situs yang terkait dengan sebagian wilayah Simpang Hulu, mulai bermunculan, tentunya diharapkan bisa memberikan efek secara ekonomis pada sang pengguna.

Ahaaa...ada yang hampir terlupakan, yakni tentang koneksi jaringan, terkadang saat asyk nya menjelajahi berbagai situs yang serasa bermanfaat, muncul keterangan: DNS ERROR,,,cek punya cek, ternyata signal lenyap tanpa diminta. Oupsss nanti dilanjut lagi ya....sampai jumpa

Konservatif moderat

Hidup di wilayah yang masuk kategori pedalaman, di bumi Borneo memunculkan banyak kisah yang tentunya disimpulkan dalam dua hal saja, yakni : suka dan duka.Beginilah bagian dari kisah itu, konon....

Di sebuah kecamatan yang bernama simpang hulu, nun jauh dari ibu kota kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, pada periode 1992-an, ketika hanya ada SMP sebagai sekolah formal tertinggi, masuklah rintisan awal program pembangunan Pemerintah, yakni jalan trans Kalimantan, dengan demikian menambah satu akses jalur transportasi yang selama itu hanya mengandalkan sungai.
Berjalan hingga satu dasawarsa,keadaan semakin membaik,sehingga jarak tempuh menuju ibukota provinsi semakin mungkin.

Aahhh...ternyata waktu terus berjalan tanpa terasa, sampai tahun 2008,berdirilah satu sarana milik perusahaan swasta, yang diharapkan mampu memberikan public service kata bahasa orang seberang samudra, berupa menara satelit barangkali, yang membuat orang bisa menggunakan hape untuk bertelponan.
Ternyata hinga kini, masyarakat yang dulunya hanya menyaksikan di televisi tentang telepon, sudah pada memiliki telepon sendiri, yang diberi nama : telepon genggam,ponsel,HP atau apalah sebutannya, yang kadang ada menyebutnya telepon nirkabel. Jadi cerita punya cerita, masyarakat Simpang Hulu sekarang “memasuki” era revolusi informasi juga,,dan semoga era ini memberikan cerita suka saja, daripada duka-nya...Konon..

Naahhh..seiring dengan hal ini,banyak pula program lain muncul, yang katanya akan meningkatkan taraf hidup orang banyak. Tapi siapa yang dimaksud orang banyak itu..??, sebagai contoh, begini...masuknya perusahaan perkebunan,,SAWIT, masuknya perusahaan pertambangan,,,dengan program reklamasi, sempat terpeleset makna PROKLAMASI, rupanya sederhana saja, RUSAKI kemudian PERBAIKI,,ada-ada saja,,eehh..muncul masalah baru yang sebelumnya tak ada, yaitu perebutan hutan,perebutan rimba, hingga menggunakan senjata ampuh, berupa “silsilah”..sementara dilain pihak, ada lagi namanya climate change...ya..simpulkan lah sendiri ya..sampai jumpa...

Kolam Ikan di Kilo Lima

Mengunjungi kolam ikan, April 2011.
Kami mengunjungi kolam ikan milik Pak Aloysius Rahmad, di Kilo Lima, yang terletak sekitar lima kilometer dari desa kami, Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Di sana, kami melihat dari dekat budidaya ikan kolam, seperti ikan nila, ikan mas, dan ikan bawal, yang dipelihara dalam empat petak kolam.

Yang menarik, lokasi itu terbilang cukup jauh dari kampung kami. Jalan trans Kalimantan yang masih berupa jalan tanah (belum diaspal) membentang. Kadang-kadang agak licin juga jika di musim penghujan. Menarik, karena pemilik kolam ini membuat tempat usaha secara maksimal, dengan membangun pondok tempatt tinggal, juga usaha lain seperti penggilingan padi.

Disambut penjaga kolam di pondoknya.
Letak lokasi persis di pinggir jalan trans Kalimantan, sehingga menurut saya cukup prospek. Ikan-ikan dari kolam itu turut andil menyuplai kebutuhan lauk pauk di kampung kami. Bagaimana cara meneladani contoh yang baik ini, untuk masa depan yang lebih baik? (Isodorus Helwin)

Mahasiswi Asing Kunjungi Keramat Botuh Bosi

Mengunjungi keramat Botuh Bosi, April 2011.
Saya menemani Savhanna Wilson (tengah) yang menerima penjelasan tentang keramat Botuh Bosi dari Mario, warga setempat yang menjadi juru kunci tempat keramat itu.

Botuh Bosi merupakan tempat sakral karena dipercaya memiliki kekuatan magis. Letaknya di Dusun Pendaun, Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Dari ibu kota provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak, tempat itu berjarak lebih dari 200 kilometer.

Foto ini dijepret oleh adik bungsu saya, Monica Yusita, yang menyertai kunjungan kami. Savhanna Wilson merupakan mahasiswa asal Kanada, yang sedang menempuh studi di Bangkok. Melalui abang saya yang tinggal di Pontianak, dia akhirnya bisa berkunjung dan tinggal selama sepekan di kampung kami, Balai Berkuak. Dia tertarik mempelajari kehidupan orang Dayak. (Isodorus Helwin)